Perang Bubat & Gajah Mada
Perang Bubat berawal dari Prabu Hayam Wuruk yang ingin melakukan langkah diplomasi dengan menikahi putri Sunda sebagai permaisuri yaitu Dyah Pitaloka. Pihak Sunda menerima lamaran itu, dan rombongan besar kerajaan Sunda datang ke Majapahit untuk melangsungkan pernikahan agung itu. Karena sumpah Palapanya, Gajah Mada menyiasatkan sesuatu kepada Prabu Hayam Wuruk. Hayam Wuruk yang sangat menghargai Gajah Mada yang bijaksana dan setia berbakti kepada negaranya, menyutujui siasat Gajah Mada, yaitu dengan memaksa Dyah Pitaloka sebagai persembahan pengakuan kekuasaan Majapahit. Dengan begitu Sumpah Palapa yang dibuat Gajah Mada telah berakhir, dengan berhasil menguasai Nusantara. Pihak Sunda merasa telah dikhianati oleh Majapahit, menolak mentah mentah tawaran Prabu Hayam Wuruk. Terjadilah perang yang tak seimbang antara Kerajaan Sunda dengan Majapahit di Bubat, pihak Sunda pun kalah karena kalah pasukan. Dyah Pitaloka pun bunuh diri setelah ayahanda dan seluruh rombongan pihak Sunda gugur. Akibat terjadinya perang bubat ini, langkah diplomasi Hayam Wuruk pun gagal, dan dia merasa bersalah dengan kejadian ini. Dan Gajah Mada dinonaktifkan dari jabatannya karena dipandang lebih menginginkan pencapaiannya dengan jalan melakukan invasi militer padahal hal ini tidak boleh dilakukan.
Ya, biar bagaimanapun seorang pahlawan besar seperti Gajah Mada juga seorang manusia biasa juga. Dia terlalu terobsesi dengan sumpahnya, dia begitu berhasrat dengan janjinya untuk menguasai Nusantara yang sekarang bernama Indonesia. Padahal dengan cara diplomasi Hayam Wuruk dengan menikahi Dyah Pitaloka maka akan terjalin persaudaraan yang erat antara pihak Sunda dan Majapahit. Dengan kata lain, perdamaian pun terciptakan dan Nusantara pun berhasil di kuasai. Sekali lagi kita berpikir bijaksana, Gajah Mada adalah seorang manusia biasa seperti kita. Dimana setiap manusia mempunyai dosa dan kesalahan, biar bagaimana pun tujuan Gajah Mada sangat baik dan mulia yaitu mempersatukan Nusantara dengan menguasainya biar pun dengan tumpahnya darah karena hukum peperangan pada zaman kerajaan dulu. Bayangkan jika tidak ada Gajah Mada, akan kemana kita, akan kemana Indonesia, dan akan kemana budaya budaya yang indah di Negara kita ini, akankah milik Negara lain, bisa dikatakan bukan milik kita. Nusantara sangat luas, Singapura adalah bagian dari Nusantara, setelah beberapa tahun kemudian Singapura memisahkan diri dari Indonesia (Nusantara). Untuk berterimakasih kepada jasa jasa Pahlawan termasuk Gajah Mada yang saya bahas kali ini, marilah kita berdoa untuk Pahlawan Pahlawan kita. Bangsa yang kuat adalah bangsa yang menghargai, membalas, memandang, dan mendoakan para pahlawannya. Marilah kita berdoa, semoga mereka diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa, amin.
Perang Bubat berawal dari Prabu Hayam Wuruk yang ingin melakukan langkah diplomasi dengan menikahi putri Sunda sebagai permaisuri yaitu Dyah Pitaloka. Pihak Sunda menerima lamaran itu, dan rombongan besar kerajaan Sunda datang ke Majapahit untuk melangsungkan pernikahan agung itu. Karena sumpah Palapanya, Gajah Mada menyiasatkan sesuatu kepada Prabu Hayam Wuruk. Hayam Wuruk yang sangat menghargai Gajah Mada yang bijaksana dan setia berbakti kepada negaranya, menyutujui siasat Gajah Mada, yaitu dengan memaksa Dyah Pitaloka sebagai persembahan pengakuan kekuasaan Majapahit. Dengan begitu Sumpah Palapa yang dibuat Gajah Mada telah berakhir, dengan berhasil menguasai Nusantara. Pihak Sunda merasa telah dikhianati oleh Majapahit, menolak mentah mentah tawaran Prabu Hayam Wuruk. Terjadilah perang yang tak seimbang antara Kerajaan Sunda dengan Majapahit di Bubat, pihak Sunda pun kalah karena kalah pasukan. Dyah Pitaloka pun bunuh diri setelah ayahanda dan seluruh rombongan pihak Sunda gugur. Akibat terjadinya perang bubat ini, langkah diplomasi Hayam Wuruk pun gagal, dan dia merasa bersalah dengan kejadian ini. Dan Gajah Mada dinonaktifkan dari jabatannya karena dipandang lebih menginginkan pencapaiannya dengan jalan melakukan invasi militer padahal hal ini tidak boleh dilakukan.
Ya, biar bagaimanapun seorang pahlawan besar seperti Gajah Mada juga seorang manusia biasa juga. Dia terlalu terobsesi dengan sumpahnya, dia begitu berhasrat dengan janjinya untuk menguasai Nusantara yang sekarang bernama Indonesia. Padahal dengan cara diplomasi Hayam Wuruk dengan menikahi Dyah Pitaloka maka akan terjalin persaudaraan yang erat antara pihak Sunda dan Majapahit. Dengan kata lain, perdamaian pun terciptakan dan Nusantara pun berhasil di kuasai. Sekali lagi kita berpikir bijaksana, Gajah Mada adalah seorang manusia biasa seperti kita. Dimana setiap manusia mempunyai dosa dan kesalahan, biar bagaimana pun tujuan Gajah Mada sangat baik dan mulia yaitu mempersatukan Nusantara dengan menguasainya biar pun dengan tumpahnya darah karena hukum peperangan pada zaman kerajaan dulu. Bayangkan jika tidak ada Gajah Mada, akan kemana kita, akan kemana Indonesia, dan akan kemana budaya budaya yang indah di Negara kita ini, akankah milik Negara lain, bisa dikatakan bukan milik kita. Nusantara sangat luas, Singapura adalah bagian dari Nusantara, setelah beberapa tahun kemudian Singapura memisahkan diri dari Indonesia (Nusantara). Untuk berterimakasih kepada jasa jasa Pahlawan termasuk Gajah Mada yang saya bahas kali ini, marilah kita berdoa untuk Pahlawan Pahlawan kita. Bangsa yang kuat adalah bangsa yang menghargai, membalas, memandang, dan mendoakan para pahlawannya. Marilah kita berdoa, semoga mereka diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa, amin.
0 komentar:
Posting Komentar