Sabtu, 09 Oktober 2010

Peran Orang Tua Dalam Dunia Globalisasi

 Trafficking






 Maraknya kasus penjualan manusia, terutama wanita belasan tahun sekarang ini sangat memperhatinkan. Polisi seakan tak ada tindakan akan hal ini. Setelah banyaknya kasus seharusnya polisi bisa menyimpulkan motif dan jaringan yang melakukan perdagangan manusia ini. Banyak dari berita yang saya lihat di TV dan baca dikoran, maupun internet kebanyakan kasus bermodus sama. Berkenalan dari jejaring social. Sang korban yang terbujuk untuk bertemu dengan si pelaku, lalu diculik dan dijual ke tempat-tempat porstitusi yang bertempat diluar pulau, dari tempat sang korban tinggal.
                Ini bukti dari polisi polisi Indonesia yang kurang menjalankan perannya untuk melindungi masyarakat. Tampak tak seriusnya polisi dalam menangani kasus, terutama kasus penjualan anak. Membuat masyarakat atau para orang tua menjadi tak tentram atau resah. Masih banyak sekali kasus kasus ini terjadi, dan jaringan jaringan yang melakukan penjualan manusia juga masih bebas melakukan aksinya. Sesungguhnya masyarakat sangat membutuhkan peran polisi, dari maraknya kasus penculikkan sekarang ini. Karena tanpa polisi akan kemana korban akan melapor atau menindak lanjuti. Riskan dengan hukum dinegara ini. Semoga hal ini bisa cepat teratasi, berubah dan kalau bisa tidak sampai terjadi lagi, kita berdoa saja.
                Ini juga bukti dari orang tua jaman sekarang yang kurang menjaga, tegas, dan memberikan pengarahan terhadap anak. kurangnya peran dari orang tua untuk memberitahu anaknya untuk berhati hati terhadap orang yang tak dikenal. Korban dari kasus ini kebanyakan tinggal didesa desa. Kita ketahui, didesa desa susah sekali pendidikan berjalan baik disana. Tak heran latar belakang para orang tua kurang pintar dalam menjaga dan mendidik anak, dan akhirnya mereka kecolongan istilah katanya.
                Dijaman globalisasi seperti ini peran orang tua harus benar benar berperan, harus benar benar greget.  Banyak budaya asing yang masuk dengan mudah, apa lagi dengan adanya jejaring social seperti sekarang ini. Dengan begitu, budaya budaya yang buruk pun bisa menulari moral dengan mudah.
                Saat sekarang ini mungkin orang tua hanya berpikir, yang penting anak senang dan cukup memberitahu. Sebenarnya hal itu sangat sekali kurang. Dalam memberitahu, dalam hal untuk menjaga diri, terutama wanita harus ada penegasan disitu. Dan para orang tua tidak hanya memberitahu untuk berhati hati dengan orang yang tidak dikenal, tetapi juga harus ada pengarahan lebih dalam lagi. Bagaimana si anak agar tidak terlalu percaya akan kata orang, terhasut, dan lebih pintar dalam bergaul. Supaya si anak benar benar mengerti dan benar  benar menjalani apa kata orang tua.
                Biarpun saya belum menjadi orang tua, tetapi saya berpikir. Siapa yang mau jika punya anak nanti hilang, diculik, dan dijadikan PSK hanya untuk memuasi nafsu orang orang biadab. Saya pun dari sekarang sudah mulai belajar bagaimana cara menjaga anak, kelak saya menjadi orang tua nanti dari pengalaman pengalaman yang sekarang ini biarpun hanya dalam bayangan saya saja. Karena untuk mencari bekal seperti itu, ya dari sekarang ini. Jangan kita baru belajar setelah sudah kejadian, itu adalah tindakan yang bodoh.
Saya sebagai anak muda dan penurus bangsa. Saya selalu berpikir untuk menjadi lebih baik, untuk bangsa dan keluarga yang saya buat nanti. Saya ingin belajar dari dini, dan selalu berdoa agar bisa menjadi orang tua yang baik. Karena dijaman seperti ini, rentan sekali kecolongan isitilah katanya, dalam hal hal seperti ini. Memang saya akui, menjadi orang tua itu susah. Belajar dari pengalaman dimasa muda dan aktif dalam dunia globalisasi seperti ini untuk bekal dan nasehat yang baik ke anak. Tetapi yang terpenting sertakan dengan doa, dengan izin Allah akan baik baik saja. Semoga para orang tua-orang tua di Indonesia ini, bisa menjaga dan mendidik anak mau itu pendidikan dasar atau akhlak untuk memperkokoh si anak agar tak mudah terjerumus dalam hal hal yang buruk. Amin
               

0 komentar:

Posting Komentar

(Hak Cipta)Yulianto_Taufiq. Diberdayakan oleh Blogger.


 

© Copyright by yulianto_taufiq | Template by BloggerTemplates | Blog Templates at Fifa World