JAKARTA - Belasan orang ditemukan meningal di dusun tempat tinggal kuncen Gunung Merapi, Mbah Maridjan. Korban tewas akibat semburan awan panas atau wedhus gembel yang bersuhu sekira 500 derajat celsius.
Kendati demikian, Mbah Maridjan dilaporkan selamat namun dalam kondisi lemas. Sementara itu, rumah kediaman juru kunci ini tertutup tebal debu vulkanik yang masih terasa panas saat tim melakukan evakuasi.
Sebelum ditemukan tim, Mbah Maridjan sempat simpang siur mengenai kondisi terakhir setelah luncuran wedhus gembel menerjang lereng Merapi bagian selatan. Menurut Direktur Dompet Dhuafa Yogyakarta M Fauzi, yang mendapat informasi dari tim evakuasi, dikabarkan juru kunci Merapi ini selamat. Namun kondisinya lemas akibat terpapar awan panas.
Kendati demikian, Mbah Maridjan dilaporkan selamat namun dalam kondisi lemas. Sementara itu, rumah kediaman juru kunci ini tertutup tebal debu vulkanik yang masih terasa panas saat tim melakukan evakuasi.
Sebelum ditemukan tim, Mbah Maridjan sempat simpang siur mengenai kondisi terakhir setelah luncuran wedhus gembel menerjang lereng Merapi bagian selatan. Menurut Direktur Dompet Dhuafa Yogyakarta M Fauzi, yang mendapat informasi dari tim evakuasi, dikabarkan juru kunci Merapi ini selamat. Namun kondisinya lemas akibat terpapar awan panas.
"Ditemukan lemas, tapi saya sendiri belum bertemu langsung," ujarnya saat dihubungi okezone, Rabu (27/10/2010). Mengenai korban, tercatat 15 orang tewas. Terdiri dari 13 warga setempat dan dua orang yang telah teridentifikasi dr.Tutur, anggota TNI dan wartawan Vivanews Yuniawan. "Rata-rata korban luka bakar," imbuh Fauzi
http://news.okezone.com
Menurut saya. Harusnya kita sebagai manusia berpikir yang rasional saja, yang masuk diakal. Ada sebuah gunung akan meletus lebih baik kita mengungsi, pergi ketempat yang aman. Jangan hanya mengandalkan sebuah kepercayaan. Yang katanya ini dari leluhur atau dari sebuah mimpi atau apalah. Disinilah perbedaan antara lapisan atas dan bawah bukan berarti saya mengejek kalangan bawah. Ya, kita semua tau dikalangan bawah pendidikan itu kurang sekali hingga orang-orang dikalangan bawah menganut sebuah kepercayaan yang tidak rasional. Seperti percaya jika gunug akan meletus kita tidak harus pergi, entah mendapatkan kepercayaan itu dari sebuah mimpi atau dikatakan seperti kebanyakan, melakukan apa yang telah dilakukan oleh leluhur. Saya turut berduka atas kepergian Mbah Maridjan, setelah saya mendengar berita terbaru, bahwa Mbah Maridjan telah meninggal. Biar bagaimana pun, dia adalah orang yang bisa membuat semua orang tuk melihatnya, membuat daya tariknya menjadi seperti kalangan masyarakat atas. Tapi tetap saja pendidikan berperan disini. Masih banyak orang-orang di Indonesia ini yang masih berpikir dan bertindak kurang rasional. Harusnya pemerintah bisa lebih aktif lagi untuk mengajarkan kepada masyarakat agar bertindak dan berpiki secara rasional, mensosialisasikan sebuah pendidikan lebih luas lagi kepada masyarakat entah seperti apa itu caranya. Ini adalah zaman modern. Dimana kita memasak sudah dengan gas, tidak harus repot-repot lagi mencari kayu bakar, dimana saat kita ingin berpergian kita memakai baju, tidak seperti dulu belum ditemukannya baju hanya memakai daun untuk menutupi seluruh tubuh. Kita sebagai manusia harus berpikir mana yang baik untuk diri kita dan mana yang buruk, berpikir mana yang menguntungkan untuk diri kita dan mana yang tidak. Tinggalkan sebuah kepercayaan-kepercayaan yang tidak rasioanal. Kita hidup bukan di zaman leluhur lagi, kita di zaman yang baru. Yang dimana di zaman ini pendidikan lebih menguasai. Berpikir rasional, ikuti perkembangan zaman, dan lebih bertaqwa lagi terhadap agama. Agar menjalani hidup penuh ketenangan, keindahan, dan sebuah jejak yang menuju jalan yang benar.
0 komentar:
Posting Komentar